Dedi Mulyadi Cuek Dipolisikan soal Program Barak Militer

Dedi Mulyadi Cuek Dipolisikan

Dedi Mulyadi Cuek Dipolisikan – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, kembali menjadi sorotan publik. Kali ini, ia menghadapi laporan polisi terkait program kontroversialnya: mengirim siswa bermasalah ke barak militer. Namun, alih-alih merespons dengan cemas, Dedi justru menunjukkan sikap cuek. Ia menegaskan bahwa langkah tersebut merupakan upaya pembinaan karakter, bukan pelatihan militer.


Program Barak Militer: Pembinaan atau Pelatihan Militer?

Sejak Mei 2025, Dedi Mulyadi meluncurkan program yang mengirim siswa bermasalah ke barak militer. Tujuannya adalah membentuk karakter, kedisiplinan, dan tanggung jawab. Namun, langkah ini menuai kritik dari berbagai pihak. Beberapa menganggapnya sebagai pelatihan militer yang tidak sesuai dengan tujuan pendidikan.

Dedi menanggapi kritik tersebut dengan tegas. Ia menyatakan bahwa program ini bukan pelatihan militer, melainkan pembinaan karakter dan mental. Siswa tetap mengikuti pelajaran sekolah, hanya saja mereka tinggal di barak militer dengan jadwal harian yang lebih disiplin dan terstruktur situs slot bet 200. Ia mencontohkan pengalamannya membina siswa di sekolah sepak bola Asad Jaya Perkasa, di mana para siswa tinggal di barak dan berhasil menjadi atlet profesional. Model serupa, kata Dedi, bisa diterapkan untuk membentuk karakter pelajar secara umum.


Tanggapan Publik: Dukungan dan Penolakan

Program ini mendapat dukungan dari beberapa kalangan, termasuk dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Sekretaris Fraksi PKS DPRD DKI Jakarta meminta Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, meniru cara Dedi Mulyadi dalam menghadapi pelajar nakal dan bermasalah. Menurutnya, pelatihan semi militer bisa menjadi solusi untuk menyalurkan energi fisik para pelajar ke arah yang positif.

Namun, tidak semua pihak sependapat. Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, menolak untuk meniru langkah Dedi Mulyadi. Ia menyatakan bahwa Jakarta memiliki kebijakan tersendiri dalam menangani siswa bermasalah. Menurutnya, pendekatan yang berbeda diperlukan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan daerah.


Kontroversi dan Laporan Polisi

Kontroversi semakin memanas ketika beberapa pihak melaporkan program ini ke polisi. Mereka menilai bahwa mengirim siswa ke barak militer tanpa persetujuan orang tua dan tanpa dasar hukum yang jelas dapat melanggar hak asasi manusia dan undang-undang perlindungan anak. Namun, Dedi Mulyadi tetap tenang dan tidak terpengaruh. Ia menegaskan bahwa program ini dilakukan dengan tujuan baik untuk membina karakter generasi muda.


Langkah Selanjutnya: Reaksi dan Tindakan

Meskipun menghadapi laporan polisi, Dedi Mulyadi tetap melanjutkan program barak militer. Ia bahkan berencana untuk memperluas program ini dengan membangun 10 SMK semi militer di Jawa Barat. Setiap sekolah akan menampung 1.000 siswa dan menerapkan pendidikan militer sebagai bagian dari kurikulum. Dedi berharap langkah ini dapat mencetak generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki integritas dan disiplin tinggi.

Baca juga: https://cpanel.dilan.kemenagkotabaru.info/


Dedi Mulyadi menunjukkan sikap tegas dan konsisten dalam menghadapi kritik dan tantangan terkait program barak militer spaceman pragmatic. Meskipun menuai kontroversi, ia tetap berkomitmen untuk membina karakter generasi muda Jawa Barat melalui pendekatan yang dianggapnya efektif. Apakah langkah ini akan berhasil menciptakan perubahan positif atau justru menimbulkan masalah baru, hanya waktu yang akan membuktikan.